Selasa, 03 November 2009

There is no such thing as career path

Wow Good Idea From Himawan

*There is no such thing as career path.*

Gue bicara tentang karir untuk seorang engineer, atau mereka yg mau fokus
dan tetap bekerja di bidang teknis di area computer networking, misalnya,
sampai pensiun.

Di organisasi tertentu ini sangat jelas terlihat. Tidak ada karir buat
engineer, terutama di tempat di mana IT dilihat hanya sbg penunjang bisnis
utama dari perusahaan. Ketika seorang engineer menjadi senior dan ingin naik
lebih tinggi lagi dia harus pindah ke jalur management, misalnya dgn menjadi
manager teknis. Dan ini berarti dia harus berurusan dgn hal-hal lain di luar
kerjaan seorang engineer: mengatur orang, budget, perhitungan overhead di
team, dan sebagainya. Di organisasi spt ini buat mereka yg masih tetap ingin
menjadi engineer sampai tua tidak akan bisa mendapat promosi lagi. Bahkan
bisa jadi lebih buruk karena ada organisasi yg memilih utk mengganti
engineer-engineer senior yg sudah tua dgn yg lebih muda karena bisa
menurunkan gaji yg harus dibayar.

Bagaimana dgn perusahaan yg bergerak di bidang solusi teknis? Bukannya
bisnis perusahaan tergantung dari para engineer dalam membuat solusi? Solusi
teknis dari engineer bisa dijual dan mendatangkan keuntungan buat
perusahaan, berarti ini tempat yg tepat utk para engineer? Tidak juga. Kata
kuncinya tetap “dijual dan mendatangkan keuntungan” jadi intinya tetap di
usaha perusahaan utk menjual, bukan produknya. Kita harus mengerti bahwa
tidak mudah utk mengukur hasil kerja seorang engineer. Sbg contoh, seorang
sales di perusahaan bisa diberi target penjualan pertahun, dan jika dia bisa
mencapai target tsb, bahkan melebihi utk beberapa tahun berturut-turut, maka
sudah pasti promosi menanti. Bagaimana cara kita mengukur keberhasilan
seorang engineer dgn metoda yg serupa? Dgn cara melihat berapa hak paten
dari inovasi yg dia hasilkan, atau berapa banyak IETF RFC’s dia terlibat?
Gue bicara ttg engineer pada umumnya yg bekerja di bidang computer
networking, dan kebanyakan tidak seberuntung itu utk bisa bekerja di bagian
R&D dan duduk di lab utk menghasilkan teknologi networking baru.

Jadi apakah ada caranya buat engineer utk berkarir?

Jawabannya: ada. Di perusahaan yg melakukan inovasi di bidang teknologi
mereka mengerti bahwa sgt penting utk mempertahankan engineer-engineer yg
bagus sehingga ada jalur karir di bidang teknis yg tersedia. Ini adalah
perusahaan di mana seorang engineer bisa terus fokus ke teknikal dan
berkarir utk ke level yg lebih tinggi sehingga mencapai level
“Distinguished” engineer atau bahkan disebut sbg “Fellow”. Tapi tetap saja
utk mencapai level tsb kita harus mengambil kendali karir kita, tidak bisa
menunggu siapapun, kita harus membuat jalur karir kita sendiri, dan
terkadang ada hal-hal yg harus dikompromikan.
Dan yg gue tahu, engineer yg baik tidak pernah berkompromi [image: :)]

Pertama, engineer harus berkompromi utk menerima kenyataan bahwa team teknis
itu sangat sedikit dilibatkan dalam hal-hal yg berkaitan dgn keputusan
bisnis, seperti perubahan di dalam organisasi. Ketika perusahaan tiba-tiba
mengubah model bisnis yg dilakukan, termasuk melakukan restrukturisasi team
engineering, maka engineer akan diberi tahu ketika perubahan sudah akan
dilakukan atau bahkan telah terjadi. Bisa jadi seorang engineer baru kembali
dari weekend hanya utk menemukan kenyataan bahwa dia sudah dipindahkan ke
team yg baru atau mendapat manager yg baru. Jadi, seperti tidak cukup sulit
buat engineer utk bisa menunjukkan kemampuannya di perusahaan, bagaimana
jika dia harus pindah team atau ganti manager yg berarti dia harus mulai
lagi utk membangun kredibilitas dan reputasi?

Yg kedua, seorang engineer mungkin harus berkompromi dgn memanipulasi fakta
teknis utk mendukung bisnis dari perusahaan. Solusi teknis yg sebenarnya
tidak sesuai dgn yg diminta customer, tapi tetap dijual karena alasan lain
termasuk alasan politis dan hal-hal diluar teknis. Dan sekarang engineer
harus bisa membuat solusi tsb bekerja dgn cara apapun. Seorang engineer muda
yg masih idealis bisa saja berkata TIDAK, karena dia masih lebih suka utk
bekerja berdasarkan fakta teknis yg nyata, sebagaimana engineer yg
seharusnya. Tapi jika ingin berkarir, dari seorang engineer utk kemudian
menjadi senior, dan naik lagi menjadi architect, sampai ke level yg disebut
technical lead atau distinguished dan sebagainya, tentunya organisasi tempat
si engineer bekerja mengharapkan dia utk bisa mendukung bisnis perusahaan.
Dari pandangan gue, ini tetap saja sebuah kompromi.

Yg ketiga dan kompromi yg terburuk dari semuanya, karena sangat sulit utk
menjadi menonjol sbg seorang engineer, bisa saja engineer memilih jalan
singkat dgn cara melakukan cara apapun agar bisa dapat promosi. Ada yg
pernah bilang kalo utk berkarir di perusahaan itu yg paling penting adalah
bagaimana agar bisa menonjol dan kelihatan. Tapi bagaimana jika si engineer
lebih sibuk agar bisa terlihat tapi tidak benar-benar melakukan pekerjaan yg
seharusnya? Kompetisi di antara engineer tsb bisa menjadi sangat jelek dan
tidak ada hasil karya yg dihasilkan, hanya upaya dalam berlomba-lomba
menonjolkan hal-hal yg sebenernya belum selesai.

Gue berharap tiga hal tsb cuma imaginasi gue doang, sebagai hasil dari
kebanyakan menghisap Shisha sambil ngobrol ngalur-ngidul dgn teman-teman
lama tadi malam. Sayangnya, beberapa hal di atas sangat nyata terjadi di
kehidupan sehari-hari.

Jadi jika gue udah tau itu semua, mengapa repot-repot menulis dan
mendiskusikannya? Hidup itu pilihan kan?

Memang benar.

Alasan mengapa gue mendiskusikan hal-hal tsb di sini adalah supaya
orang-orang spt gue yg berpikiran dan merencanakan utk menghabiskan waktu
gue sampai tua utk tetap berurusan dgn bidang teknis, bisa mempunyai
ekspektasi yg tepat. Ketika kita sudah memilih utk menjadi engineer utk
seterusnya maka kita harus tahu konsekuensi apa yg harus kita hadapi. Bahwa
karir ke depan tidak akan mudah dan penuh tantangan, bahkan hanya utk naik
satu level di perusahaan. Kita menjadi lebih siap dan mampu menerima
kenyataaan ketika teman kita di departemen yg lain, misalnya di divisi
sales, bisa berkarir dgn lebih cepat.

Dan gue juga punya satu rahasia yg mau gue bagi di sini. Gue melihat bahwa
utk mendapat promosi sbg orang teknis kita tidak perlu melakukan kerja yg
bagus di setiap kali. Yg harus dilakukan adalah melakukan kerja yg luar
biasa walaupun hanya satu kali. Dgn bekerja sangat hebat bahkan hanya di
satu project, di waktu yg tepat dan ketika dilihat oleh orang yg tepat, akan
mendatangkan hasil yg jauh lebih baik. Jadi spt *one great rock show can
change the world*, kata Dewey Finn alias Jack Black di School of Rock. Dan
tentunya kita tidak harus menonjol dgn cara mengambil hasil kerja orang
lain, walaupun kita sangat ingin utk mendapat promosi.

Apakah cara itu akan benar-benar berhasil?

Mana gue tahu? Gue itu tipe orang yg selalu berpindah-pindah organisasi
ketika gue mau lebih. Di masa lalu, utk mendapat gaji yg lebih tinggi gue
pindah ke perusahaan lain. Utk mendapat profil kerjaan yg lebih bagus gue
pindah ke team yg lain. Gue membangun jalur karir sendiri dgn cara
berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Gue belum pernah
berada di satu tempat dalam waktu lama utk bisa membuktikan apakah ‘rahasia
karir’ gue itu bisa benar-benar berhasil.

Jadi gue akan memberi tahu hasilnya ketika sudah dapat promosi.

Pernyataan: tulisan ini merupakan pendapat gue pribadi dan tidak ada
hubungannya dgn organisasi tempat gue bekerja sekarang. Ini semua hanya
berdasarkan pengalaman pribadi berpindah-pindah dari satu perusahaan IT ke
perusahaan yg lain, dan juga berdasarkan pengalaman gue bekerja sbg seorang
kontraktor.
Dan gue tidak menghisap apapun ketika menulis ini.




--
A triple CCIE by skill, an engineer by heart.
A consultant by day, a backpacker by night.
A pioneer. A dreamer, a traveler, a blogger.

http://brokenpipes.blogspot.com
http://himawan.blogsome.com (in bahasa)

Source by IndoCisco